Jumat, 10 Juni 2016

Hati Seperti Mati Di Bulan Suci

Ini tentang hati yang tak tersentuh gegap gempitanya bulan ramadhan.
Hari-hari penuh dengan lantunan ayat suci dari surau ke surau, masjid ke masjid. Susul menyusul bersahutan dengan alunan suara yang khas di ujung speakernya.
Tapi apa yang terjadi dengan hati ini?
Aku selalu bertanya kepada hati ini.
Kenapa? Apa yang salah?

Puasa tetap berjalan, bahkan niat untuk berlaku curang pun tak terlintas. Diam-diam menenggak minum begitu, atau bersembunyi sambil meneguk segelas es teh manis di kantin.
Menahan lapar dan dahaga adalah perkara mudah, sekalipun matahari sedang panas menantang.
Dan ketika adzan maghrib berkumandang, kenapa hati ini serasa mati. Tidak bergetar mendengar adzan. Seakan itu adalah alarm pengingat waktu 
"Hey, waktu berbuka sudah tiba. Ayo minum sekarang".
Itu saja. Tidak lebih.

Hati, ada apa dengan hati ini?
Kau seolah mati suri, ada namun tanpa jiwa.

Hati, kemana semangat ramadhan-mu ini?
apa kau lupa betapa menggebunya menyambut bulan ini seperti dulu?
Ahhhh, ada apa dengan ramadhan-ku tahun ini?

Seolah sepi dan tanpa arti.
Lalu, apa iya aku harus mendapatkan lapar dan dahaga saja seperti yang selalu diwanti-wantikan para pendahulu? 
Aku pun tak mengharap pahala yang banyak dan berlipat. Karena urusan itu hanya milik Allah SWT. Dia-lah Sang Maha Penentu.

Aku takut hati ini mati, atau mengeras seperti batu, atau tandus tak terurus. 

Aku masih berharap bulan ini tidak terasa seperti bulan-bulan biasa yang istimewanya tidak seistimewa ramadhan. Seharusnya.

Dan aku hanya berharap, hati ini bergetar, bila perlu menangis saat terdengar lantunan ayat suci atau mendengar nama Allah sekalipun itu dalam hati.
Itu saja.

Nb: di kamar. 00:16 BBWI waktu hape kece.
Sumber gambar: http://www.hindiquotes.co.in/ramadan-2016-status-messages-wishes-quotes-sms-shayari.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar